Sunday, January 26, 2014

Cukup Salatiga

Habis kopi, terbitlah terang—sepasang mata tak lagi mengerang.
Siap begadang dan menulis hingga lewat terang.
Menyambut terang-terang baru di Salatiga.

Sebelum mengetuk tiap tuts pada badan laptop ini,
Aku membayangkan betapa beruntungnya aku dapat berada di sini.
Masih di Salatiga.

Orang-orang mulai terbangun,
Buyar fokusku, pecah dan tercecer di alun-alun.
Tetapi tetap ingin bertahan di Salatiga.

Orang-orangnya sibuk dengan urusan masing-masing.
Menyudutkan kenangan-kenangan lama pada ujung tebing.
Tebarkan dirimu dan buat cerita-cerita manis di Salatiga.

Namun Salatiga tak selalu cerah,
Awan dengan kelambu abu-abu pun terkadang bisa marah.
Tak apa, aku masih padamu Salatiga.

Hiruk pikuknya sangat jarang menyentuhku.
Aku betah, tahu?
Cukup Salatiga.
5 Sauh.Berlabuh.Teduh: Cukup Salatiga Habis kopi, terbitlah terang—sepasang mata tak lagi mengerang. Siap begadang dan menulis hingga lewat terang. Menyambut terang-terang bar...

No comments:

Post a Comment

Say what you need to say.

< >