Jarum jam menunjuk angka satu.
Di luar, jumlah terang sebanyak jemariku.
Ia mengusik dan enggan berlalu.
Haruskah mengerang sekarang, perutku?
Di luar, jumlah terang sebanyak jemariku.
Ia mengusik dan enggan berlalu.
Haruskah mengerang sekarang, perutku?
Aku anak kos yang utuh.
Melihat kantong kanan-kiri, aduh.
Surut daya mengatasi si gaduh.
Benarkah aku memang butuh?
Melihat kantong kanan-kiri, aduh.
Surut daya mengatasi si gaduh.
Benarkah aku memang butuh?
Namun beruntunglah aku,
Pekik perut tak sekencang yang lalu.
Kini dirimu memenangkan pergulatanku,
Dengan perutku, karenamu.
Pekik perut tak sekencang yang lalu.
Kini dirimu memenangkan pergulatanku,
Dengan perutku, karenamu.
Ah sebentar--karenamu?
No comments:
Post a Comment
Say what you need to say.